makalah aqidah pokok dan cabang
Tugas Makalah
Hal-Hal
Yang Berkaitan Dengan Aqidah Pokok Dan Cabang.
ISLAM
ADALAH AQIDAH (IMAN) DAN AMAL
Kelompok
VIII
Anggota
:
1. Lulu
Ulaeni 15820129
2. Elok
Etika Rahmawati 15820130
3. Sita
Kurnia Dewi 15820131
4. Abi
Huzaifah 15820151
KATA
PENGANTAR
AssalamualaikumWr.
Wb.
Segala
puji bagi Allah
SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliahTauhid.
Terima kasih kepada
:
1.
Bapak M. Jamil, M.AG selaku dosen Tauhid
2.
Ibu
wahyuni selaku dosen pengganti
3.
Orang
tua yang telah memberikan dukungan materi serta moril
Kami merasa bahwa makalah ini banyak kekurangan,
untuk itu kami memohon kritik dan saran guna kesempurnaan tugas dan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman mahasiswa
dan bapak ibu dosen dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan keimanan
bagi kita semua.
Yogyakarta, 15 desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………………………………….…………. i
Daftar
Isi ………………………………………………………………………………………………………….………..... ii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………………………………………. 1
A. Latar
Belakang …………………………………………………………………………………………………. 1
B.
Rumusan Masalah
………………………………………………………....................................... 1
C.
Tujuan penulisan
……………………………………………………………………………………………… 1
BAB
II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………………….. 2
A.
Pengertian Aqidah
…………………………………………………………………………………………… 2
a)
Menurut Bahasa
……………………………………………………................................... 2
b)
Menurut Al-Qur’an
……………………………………………........................................ 2
c)
Secara Etimologis
………………………………………………...…………………………………….. 2
d)
Secara terminology
……………………………………………………………………………………. 3
B.
Aqidah Pokok
………………………………………………………………………………………………….. 3
a)
Iman Kepada Allah
SWT …………………………………………………………………………….. 4
b)
Iman Kepada Malaikat-Malaikat
Allah ……………………………………………………….. 4
c)
Iman Kepada Kitab-Kitab
Allah ………………………………………………………………..…. 6
d)
Iman kepada
Rosul-rosul Allah …………………………………………………………………... 7
e)
Iman Kepada Hari Akhir
……………………………………………………………………….……. 9
f)
Iman Kepada Qodho
Dan Qodar ……………………………………………………………….. 11
C.
Aqidah Cabang
………………………………………………………………………………………………. 12
1.
Iman Kepada Allah
SWT ………………………….……………………………………………….. 13
2.
Iman Kepada
Malaikat-Malaikat Allah ………………………………………………………. 14
3.
Iman Kepada
Kitab-Kitab Allah ……………………………………………………………….... 14
4.
Iman kepada
Rosul-rosul Allah ……………………………………………………………….... 14
5.
Iman Kepada Hari
Akhir ……………………………………………………………………….…… 15
6.
Iman Kepada Qodho
Dan Qodar ……………………………………………………………….. 15
BAB
III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………….. 16
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………….…………………….
16
Daftar
Pustaka …………………………………………………………………………………………………..……….. vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tak terasa sudah sejak lama kita menjadi seorang
muslim. Nikmat yang besar ini patut kita syukuri, karena kenikmatan inilah yang
akan menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan kita di hari akhir nanti. Dalam makalah
ini kita sebagai pemakalah tidak ingin menanyakan “sejak kapan kita masuk islam”
karena jawaban dari pertanyaan ini bukanlah suatu yang paling mendasar. Namun pertanyaan
paling penting yang harus kita renungkan adalah “sudah sejauh manakah kita telah
memahami dan mengamalkan ajaran kita ini?” pertanyaan inilah yang paling
penting yang harus direnungkan dan dijawab, karena jawaban pertanyaan
ini yang nantinya sangat menentukan kualitas keislaman dan ketaqwaan kita.
B. Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas,
makalah ini dapat kita rumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian akidah itu ?
2.
Apa itu akidah pokok dan akidah cabang
dalam islam ?
C. Tujuan
Penulisan
Dari uraian latar
belakang masalah diatas, makalah ini dapat kita simpulkan tujuan penulisan sebagai
berikut :
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Tauhid.
2.
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai mata kuliah Tauhid.
3.
Untuk memahami aqidah-aqidah pokok dan
cabang
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aqidah
a) Menurut Bahasa
Pengertian
Aqidah (iman) menurut bahasa adalah percaya, amanat atau titipan. Percaya adalah
suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Ia mengakui dan meyakini
sesuatu kebenaran dan kesalahan secara benar. Mengakui dan meyakini sesuatu itu
benar artinya meyakini sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus di yakini dan tidak
diragukan kebenarannya. Mengakui itu salah artinya mengakui dan meyakini bahwa sesuatu
itu memang sebagai kesalahan yang harus diyakini dan diakui sebagai kesalahan
yang benar-benar salah.
b) Menurut Al-Qur’an
Pengertian
Aqidah (iman) menurut Al-Qur’an adalah suatu keyakinan yang mantap dalam hati,
yang dengannya seorang mukmin percaya dan yakin bahwa Allah adalah satu-satunya
yang maha benar, sumber kebenaran dan pemberi kebenaran.
c) Secara Etimologis
Secara etimologis
akidah berasal dari kata ‘aqada-
ya’qidu- ‘uqdatan- ‘aqidatan. Artinya simpul, ikatan atau perjanjian.Jadi
aqidah adalah keyakinan yang tersimpul kuat didalam hati bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. Para ulama’ mendefinisikan aqidah sebagai “sesuatu yang terikat kepadanya hati dan hati nurani.” Dalam
Al-qur’an kata “aqidah”
diartikan sebagai : “wahai
orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.
d)
Secara
Terminology
Secara
terminology akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang teguh
oleh orang yang mempercayainya. Dan dalam hal ini Allah SWT telah mejelaskan
melalui firman-Nya dalam surah Al-Ikhas ayat satu dan dua. Yang artinya “ Katakanlah Dia-Lah
Allah, Yang Maha Esa. Allah Adalah Tuhan Yang Bergantung Kepada-Nya Segala Sesuatu.” QS
Al-Ikhlas ([112]: 1-2)
B.
Aqidah
Pokok
Akidah
pada masa Nabi masih dapat dipertahankan, yaitu ada akidah pokok dan akidah cabang,
dan dalam pembahasan Akidah Pokok yaitu Rukun
Iman antara lain:
1. Iman
Kepada Allah SWT.
2. Iman
Kepada Malaikat-Malaikat Allah.
3. Iman
Kepada Kitab-Kitab Allah.
4. Iman
Kepada Rosul-Rosul Allah.
5. Iman
Kepada Hari Akhir/Hari Kiamat.
6. Iman
Kepada Qodho Dan Qodar.
1. Iman Kepada Allah SWT
Ketika
kita mengaku sebagai umat islam dan telah mengucapkan dua kalimat syahadat ataupun
kita sebagai umat islam keturunan, wajib kita percaya akan Allah Tuhan kita. Seperti
firman Allah yang artinya ;“ adakah orang ragu tentang Allah.? Yang
menciptakan langit dan bumi?” (QS Ibrahim :10). Dari firman tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sudah seharusnya kita percaya bahwa Allah itu ada,
Allah itu yang menciptakan langit dan bumi tempat kita tinggal.
Iman
kepada Allah adalah meyakini dan mengakui bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan meyakini
dan mengakui bahwa meskipun Allah dan dzat-dzat-Nya tidak terlihat namun kita harus
meyakini dan mengakui bahwa Allah itu ada (wujud).
Iman
kepada Allah berarti kita harus ma’rifatullah (mengenal Allah), ma’rifat kepada
nama-nama-Nya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, ma’rifat kepada dalil-dalil
wujud-Nya dan fenomena-fenomena keagungan-Nya di alam semesta ini.
Ma’rifat
kepada allah dapat memancarkan perasaan-perasaan yang agung, membangkitkan berbagai
indra kebaikan, membina rasa senantiasa diawasi Allah (muroqobah), memotivasi untuk
hal-hal yang luhur dan mulia, dan menjauhkan seseorang dari amal perbuatan yang
nista dan hina.
2. Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah
Iman
kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan
oleh Allah SWT dari cahaya / nur. Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh,
tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari
kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat
10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan
akherat yang tidak kita ketahui yaitu antara lain :
1.
Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2.
Malaikat Mikail yang
bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3.
Malaikat Israfil yang
memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4.
Malaikat Izrail yang
bertanggungjawab mencabut nyawa.
5.
Malikat Munkar yang
bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di
alam kubur.
6.
Malaikat Nakir yang
bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di
alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7.
Malaikat Raqib / Rokib
yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika
hidup.
8.
Malaikat Atid / Atit
yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat
manusia ketika hidup.
9.
Malaikat Malik yang
memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10.
Malaikat Ridwan yang
berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga.
Fungsi
iman kepada Malaikat Allah :
1.
Selalu melakukan
perbuatan baik dan merasa najis serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya selalu diawasi
oleh malaikat.
2.
Berupaya masuk ke dalam
surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan beriman kepada Allah
SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
3.
Meningkatkan keikhlasan,
keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti / meniru sifat dan perbuatan
malaikat.
4.
Selalu berfikir dan
berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena setiap perbuatan baik
yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Hukum Beriman kepada Malaikat
Beriman atau meyakini kepada Malaikat, hukumnya fardu 'ain. Ini
merupakan salah satu iman nomor 2. Hal ini didasarkan dari beberapa sumber Al
Qur'an dan Hadits, salah satunya adalah Q.S. Al Baqarah (2) : 285 yang
artinya :
“Rasul
(Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasulNya. (Mereka berkata),
"Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasulNya." Dan
mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami,
dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Perlu
kita ketahui bahwasannya Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya untuk memberi
petunjuk kepada manusia, kitab itu diturunkan supaya dijadikan pedoman bagi umat
manusia agar mereka mempelajari agama Allah dan agar manusia tidak tersesat ke jalan
yang tidak diridhoi Allah SWT, Seperti yang telah di paparkan dalam firman
Allah SWT. “ kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS al-Baqarah: 2)”.
Iman
kepada kitab-kitab Allah SWT berarti kita harus meyakini dan mengakui bahwa
Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya melalui Para Rosul untuk disampaikan
kepada umatnya, umat manusia.
Berikut
nama-nama kitab yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rosul Allah :
a.
Kitab Taurat, diturunkan kepada Nabi
Musa As.
b.
Kitab Injil, diturunkan kepada Nabi
Isa As.
c.
Kitab Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud
As.
d.
Kitab Al-Qur’an, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW.Kitab Al-Qur’an ini diturunkan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya
(Taurat, Injil dan Zabur).
4. Iman Kepada Rosul-Rosul Allah
Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman
yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang
dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para
rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima
wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman
hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul
adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri
dan mempunyai kewajiban untuk menyampaikan kepada umatnya.Nabi adalah manusia
pilihan yang di beri wahyu oleh Allah SWT untuk dirinya sendiri tetapi tidak
wajib menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi
tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini keduanya.
Firman Allah SWT : “Dan kami mengutus para
rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi
peringatan.Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada
kekawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al
An’am 6 : 48).
Rasul rasul yang wajib diimani berjumlah 25
orang:
1. Adam As 10. Yaqub As 19.
Ilyas As
2. Idris As 11. Yusuf As 20. Ilyasa As
3. Nuh As 12.
Ayub As 21.
Yunus As
4. Hud As 13.
Syu’aib As 22. Zakaria As
5. Sholeh As 14.
Musa As 23.
Yahya As
6. Ibrahim As 15. Harun As 24.
Isa As
7. Luth As 16. ZulkiFli As 25. Muhammad Saw
8. Ismail As 17. Daud As
9. Ishaq As 18. Sulaiman As
5. Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir adalah hari di mana semua yang dilakukan
manusia selama di dunia akan mendapat
ganjarannya. Ganjaran merupakan tuntutan
yang seharuanya ada pada suatu ujian. Setiap orang akan memperoleh ganjaran
sesuai apa yang dilakukan. Jika ganjaran tidak berbentuk nyata di dunia ini, maka
ganjaran akan ada di kehidupan lain. Hal ini membawa kita pada keyakinan pada
hari akhir.
Allah memberi beban tiap-tiap manusia berbeda sesuai dengan kadar
anugerah yang diberikan Allah swt. Beban yg diberikan oleh Allah kepada orang
kaya akan berbeda dengan orang miskin. Allah akan meminta pertanggungjawaban
kepada orang kaya seperti bagaimana cara mereka memperoleh kekayannya,
bagaimana cara mereka memakai hartanya, dan bagaimana mereka dalam bersedekah,
infak, dan zajat. Sedangkan pada orang miskin akan dimintai pertanggungjawaban
bagaimana cara mereka bersyukur ,bgaimana cara mereka memperoleh rezeki yg
halal. Pertanggumgjawaban ini akan disertai dengan ganjar yang seimbang pula.
Sebagai manusia, percaya kepada adanya hari
akhir adalah suatu keharusan. Seperti yang sudah dijelaskan pada firman Allah,
yang berbunyi "sesungguhnya hari kiamat itu akan datang, Aku
merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang
ia usahakan" (Thaha :15)
Hari akhir bersifat kekal. Nama-nama hari
akhir diantaranya :
1.
Yaumul-Ba'ts
( hari kebangkitan)
2.
Yaumul-Khuruj
(hari keluar)
3.
Yaumul-Qiyaamah
(hari kiamat)
4.
Yaumul-Din
(hari pengadilan)
5.
Yaumul-Fashl
(hari pemisahan)
6.
Yaumul-Hasyr
(hari dikumpulkan)
7.
Yaumul-Jam
(hari dikumpulkan)
8.
Yaumul-Hisab
(hari perhitungan)
9.
Yaumul-W'iid
(hari ancaman)
10.
Yaumul-Hasrah(hari
kerugian)
11.
Yaumul-Khulud
(hari yang kekal)
12.
Daral-Aakhirah
(kampung akhirat)
13.
Daral-Qaraar
(tempat tinggal abadi)
14.
Dar
al-Khulud (tempet keabadian)
15.
Al-Waaqi'ah
16.
Al-Haaqqah
17.
Al-Qsari'ah
(hentakan suara yang dahsyat)
18.
Al-Ghaasyiyah
(jin dan manusia)
19.
Ath-Thaammah
20.
Al-Aazifah
(dekat)
Iman
kepada Allah tidak akan terpisah dengan iman kepada hari akhir. Iman kepada
hari akhir adalah mempercayai dengan sepenuh hati bahwa hari akhir benar-benar
terjadi. Manusia yang mengingkari hari akhir melihat bahwa penciptaan alam
semesta ini mengandung kesia-siaan.
Allah menciptakan makhuk, manusia bukan
berarti sia-sia melainkan ada tujuan. Seperti yang dijelaskan pada ayat
Al-mu'minum 115-116 yang berbunyi "Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja Yang
Sebenarny, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang
mempunyai 'Arsy yang mulia"
Tanda-tanda hari kiamat diantaranya adalah:
a.
Keluarnya
Dajjal yang mengaku sebagai rububiyah (tuhan).
b.
Turunnya
Nabi Isa a.s dan dibinasakan oleh Dajjal.
c.
Dibangkitkan
kabilah-kabilah Ya'juj dsn Ma'juj
d.
Kesejahteraan
merebak di seluruh penjuru bumu untuk beberaa waktu
e.
Kemudian
Allah mengirimkan angin baik, dengan ini Allah mencabut semua nyawa orang
mukmin dan orang Islam
f.
Kemudian
tinggal orang yang jahat dimuka bumi, lalu kiamat datang.
6. Iman Kepada Qodho Dan Qodar
Qadhaa berasal dari kata"
al-qadhaa-u" makna bhs nya asl menyempurnakan sesuatu perkara melaksanakan
dan menyelesaiab baik perkara berupa ucapan, amalan, kehendak, ataupun yg
lainnya. Sedangkan qadhar berasal dari kata al-qadaru yang
berarti 'menjelaskan keterangan jumlah' atau memberi pengertian 'kadar ukuran
tertentu', dan merupakan akar kata lafal qadara-yaqduru dan qadara-yaqdiru.
1.
Kehendak
Allah SWT untuk memaksa semua manusia meniti jalan petunjuk, dan tidak bisa
meniti yang lainnya.
2.
Kehendak
Allah SWT untuk memaksa manusia meniti jalankesesatan,dan tidak bisa meniti
jalan lainnya.
3.
Kehendak
Allah SWT menjadikan semua manusia mempunyai kebebasan beriktiar. Siapa saja
bebas berkehendak, boleh memilih jalankebaikan,dan boleh pula memilih jalan
keburukan.
Pada
ayat ke-29 surat Al-Kahfi dijelaskan bahwa Allah SWT menjadikan kehendak manusia meniti jalan keimanan ataukah jalan kekafiran. Siapa saja yang menghendaki meniti jalan kepada tuhannya dengan amal yang saleh, maka Allah
akan memasukkan ke dalam surga-Nya dengan keutamaan-Nya.
Sedangkan siapa yang mengkehendaki penyimpangan dari jalan yang benar, maka berarti telah berbuat aniaya terhadap
dirinya sendiri, dan siapa saja yang termasuk dalam golongan orang yang zalim berhak meneerima pembalasan berupa azab yang pedih.
C.
Aqidah
Cabang
Setelah berakhirnya
kepemimpinan kholifah umar bin khattab tidak dapat menahan diri dengan apa yang
telah dijaga bersama. Kemudian muncul kemelut yang pada klimaksnya melahirkan sebagian
besar dari mesir yang tidak puas dengan kebijakan politiknya. Memang secara
lahir Nampak Nampak peristiwa adalah persoalan politik yang berkembang menjadi
persoalan aqidah ( teologi) yang melahirkan berbagai kelompok dan aliran
teologi dengan pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Pada masa umat islam
tidak mampu lagi mempertahan kesatuan dan keutuhan aqidah karena masing masing
baru membuka persoalan aqidah yang pada masa sebelumnya terkunci. Masing masing
kelompok membawa keluar persoalan aqidah untuk di lepaskan persoalan bersama
sehingga muncul pemahaman versi kelompok tersebut, maka lahir cabang-cabang
aqidah yang ber variasi dari masing-masing aspek rukun iman, yaitu :
1.
Iman
Kepada Allah
Aqidah
cabang yang diperselisihkan adalah zat , sifat, dan `af`al nya. Dalam masalah
zat Tuhan muncul pendapat yang menggambarkan Tuhan dengan sifat-sifat bentuk
jasmani/fisik. Golongan ini disebut Mujassimah (orang-orang yang merumuskan
Tuhan). Dalam masalah sifatnya
Konsep
asma`ul husna untuk memahami sifat-sifat allah tersebut dianggap sebagai cara
paling asli untuk mengenal allah. Karena disebutkan sendiri oleh allah didalam
berbagai surat dalam al qur`an, pandangan itu menjadi keyakinan kaum
salafiyyah, yang berati yang paling autentik atau fundamental, yang di anut
oleh anatara lain ibnu taimiyyah. Disebut autentik dan fundamental, lkarena
mengikuti langkah yang diikuti langkah sahabat nabi. Sementara itu kaum
mu`tazilah, yang mengikuti pandangan yang lebih rasional, tidak mengakui
pengertian as`maul khusna itu sebagai sifat-sifat allah, karena menurut mereka
allah tidak memiliki sifat. Nama-nama tersebut menurut mereka, bukan sifat
allah melainkan nama allah sendiri.[1]
Dan
dalam af`alnya muncul perbedaan cabang, apakah allah mempunyai kewajiban
berbuat? Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan mempunyai kewajiban
berbuat baik dan terbaik bagi manusia (As Salah Al Asbah). Sebaliknya, golongan
Ahlus Sunah Wal Jamaah (Asy’ariyah dan Maturidiyah) berpendapat bahwa Tuhan
tidak mempunyai kewajiban kepada makhluk-Nya. Tuhan dapat berbuat
sekehendak-Nya terhadap makhluknya karena kalau Tuhan mempunyai kewajiban
berbuat berarti kekuasaan Tuhan dan kehendak Tuhan tidak mutlak.
2.
Beriman
Kepada Malaikat
Aqidah
cabang yang di perselisihkan apakah iblis tergolong dari mereka dan apakah jin
tergolong dan apakah jin tergolong dari mereka.
3.
Beriman
Kepada Kitab-Kitab-Nya
Aqidah cabang yang
diperselisihkan adalahdalam persoalan kitab dikalanagan orang Islam ialah
apakah Al-Qur’an itu Qadim (kekal) atau hadis (baru). Golongan Asy’ariyah dan
Maturidiyah berpendapat bahwa Al-Qur’an adalah Qadim, bukan makhluk
(diciptakan). Sedangkan pendapat yang lain mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah
tidak qadim karena Al-Qur’an itu diciptakan (makhluk).
4.
Beriman
Kepada Rasul Allah
Aqidah
yang masih diperselisihkan dalam kaitannya dengan iman kepada para Nabi dan
Rasul adalah mengenai jumlah. Hanya Allah yang mengetahui jumlahnya. Sebagian
ulama mengatakan bahwa jumlah seluruhnya adalah 124.000 orang. Dari sejumlah
itu yang diangkat menjadi Rasul ada 313 orang.
5.
Beriman
Kepada Hari Akhir
Para
ulama telah sepakat dalam masalah adanya hari kiamat dan hal-hal yang terjadi
didalamnya hanya saja mereka Ikhtilaf tentang apa yang akan dibangkitkan.
Pendapat pertama mengatakan bahwa yang dibangkitkan meliputi jasmani dan
rohani. ini dikeluarkan oleh golongan Ahlus Sunah Wal Jamaah. Adapun pendapat
kedua yang dibangkitkan adalah rohnya saja.
6.
Beriman
Kepada Qadla Dan Qadar
Dalam
persoalan mengimani takdir, orang Islam sepakat perlunya meyakini adanya
ketentuan Allah yang berlaku bagi semua makhluk yang ada dialam semesta ini.
Namun berbeda dalam memahami dan mempraktekannya Gilongan Jabariyah yang
dipelopori oleh Jahm bin Sahfwan berpendapat bahwa takdir Allah berarti manusia
memiliki kemampuan untuk memilih, segala perbuatan dan gerak yang dilakukan
manusia pada hakikatnya adalah dari Allah semata, manusia menurut mereka sama
seperti wayang yang digerakkan oleh ki dalang karena itu manusia tidak
mempunyai bagian sama sekali dalam mewujudkan perbuatan-Nya. Pendapat lain
bahwa manusia mampu mewujudkan perbuatannya. Tuhan tidak ikut campur tangan
dalam perbuatan manusia itu dan mereka
menolak segala sesuatu terjadi karena takdir Allah SWT. Golongan mereka disebut
Aliran Qadariyah yang dipelopori oleh Ma’bad Al-Jauhari dan Gharilan Al-Damsiki.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Aqidah
(iman) menurut bahasa adalah percaya, amanat atau titipan. Sedangkan Aqidah
(iman) menurut Al-Qur’an adalah suatu keyakinan yang mantap dalam hati, adapun
Aqidah Secara etimologis akidah berasal dari kata ‘aqada- ya’qidu- ‘uqdatan- ‘aqidatan. Artinya
simpul, ikatan atau perjanjian.Jadi aqidah adalah keyakinan yang tersimpul kuat
didalam hati bersifat mengikat dan mengandung perjanjian. Dan Aqidah Secara
terminology akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang teguh oleh orang yang mempercayainya. Jadi
kesimpulannya, aqidah adalah suatu keyakinan yang tersirat di dalam hati
manusia yang dimana keyakinan tersebut adalah dasar untuk mendekatkannya kepada
sang penciptanya.
Aqidah
terbagi menjadi dua macam, yaitu awidah pokok dan akidah cabang, yang keduanya
terbentuk karena persoalan yang sama, namun beda pemahaman dan presepsinya
dengan apa yang sebenarnya disiratkan oleh Allah SWT.
Aqidah pokok
merupakan akidah 6 yang disebut dengan rukun iman, yaitu iman kepada Allah,
malaikat Allah, kitab-kitab Allah, rosul Allah, iman kepada hari akhir atau
hari kiamat, dan yang terakhir adalah iman kepada qodho dan qodar. Adapun
akidah cabang adalah persoalan dalam aaqidah pokok yang masih diperselisihkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrohman Hasan Habanakah Al-Maidani.
2004. Pokok-Pokok Akidah Islam. Jakarta: Gema Insani.
Abul A’la Maududi. 1970. Dasar-Dasar
Iman. Bandung: Pustaka.
Drs. Musthofa, Drs. H.M. Kholil, M.si,
Karwadi, M.Ag. 2005. Tauhid. Yogyakarta: Pokja Akdemik UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Drs. Syahminan Zaini. 1983. Kuliah Aqidah
Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Sayyid Sabiq. 2010. Aqidah Islamiyyah.
Jakarta: Robbani Press.

Mantab...!!
BalasHapusLanjutkan dan tingkatkan, Lu'lu... :D